DENPASAR, Balipolitika.com- Beautiverse yang digelar 3 hari (2-4 Mei 2025) di The Meru Sanur, menuai respon positif dari berbagai pihak.
Tidak hanya pelaku industri di Tanah Air, pameran kecantikan pertama di Bali ini juga mendapat sambutan signifikan dari masyarakat.
Hal itu terlihat dari tingkat kunjungan ke venue selama pelaksanaan Beautiverse.
Sesuai konsepnya, Beautiverse berhasil menjadi platform bertemunya industri dengan konsumen (Business to Consumer/B2C).
Founder Beautiverse, Dr. Paulus Herry Arianto, M.A., CBC., menyampaikan cerita di balik kesuksesan Beautiverse.
Menurutnya, embrio Beautiverse lahir dari para perempuan hebat yang ada di kehidupannya.
“Inspirasi terbesar saya datang dari tiga perempuan luar biasa dalam hidup saya, pertama, ibu mertua saya, Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, B.A.E., M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., D.Ag., yang kini berusia 79 tahun, tetap cantik, pintar, dan penuh semangat,” katanya kepada wartawan di Sanur, Minggu 4 Mei 2025.
“Kedua, ibu saya sendiri, Ibu Ratna, seorang perempuan penuh kasih. Di usianya yang ke-75, beliau masih sehat dan cantik. Ketiga, istri saya tercinta, Ibu Ariani, super mom dan super wife yang luar biasa dalam membesarkan tiga anak laki-laki sambil memimpin usaha keluarga. Dari mereka, saya belajar bahwa kecantikan adalah kekuatan, bukan sekadar dari penampilan, tapi dari hati, kecerdasan, dan ketulusan,” imbuhnya.
Paulus membeberkan, Beautiverse hadir dengan dua misi besar.
Pertama, Beautiverse menjadi wadah pemberdayaan (empowerment).
“Fokus kami adalah memberdayakan perempuan dan generasi muda. Kami mengundang brand dan stakeholder untuk kolaborasi lewat program CSR agar kita bisa membangun ekosistem yang saling menguatkan. Tujuannya mulia, yakni menciptakan generasi muda unggul dan beautypreneurs yang siap bersaing di pasar global,” ujarnya.
Beautiverse disebut bukan sekadar acara seremonial.
Beautiverse kata Paulus merupakan gerakan sosial.
Social movement itu akan dilanjutkan dengan program berkesinambungan seperti Beautiverse Academy dan Community Development.
“Beautiverse adalah A Cultural Movement, A lifestyle movement, A wellness initiative, A platform for change, A conscious beauty movement,” tegasnya.
“Jadi visinya adalah Beautiverse began as a cultural and social movement, with a future dedicated to empowering beautypreneurs with global potenial,” lanjut CEO Alpha Seven Creative Event tersebut.
Paulus menyampaikan, terdapat enam pillar yang pihaknya sentuh pada Beautiverse.
Enam pilar itu, meliputi Product Development, Business Canvassing, Leadership, Digital Marketing, Finance and HR Management.
Sedangkan misi kedua Beautiverse adalah penjualan dan ekspansi (Platform sebagai Sales Mission).
Sejalan dengan misi itu, pihaknya ingin membangun komunitas beautypreneurs di Bali yang terinspirasi oleh kekayaan alam dan kearifan lokal.
“Ke depan, kami bermimpi membawa Beautiverse ke kancah internasional, mulai dari Jakarta, lalu Manila, Hanoi, Kuala Lumpur hingga Beautiverse Seoul. Dan saat kami hadir di luar negeri, kami akan membawa minimal 20% produk Indonesia untuk bersaing di pasar global,” ucap Paulus.
“In the future, Beautiverse events held abroad, including in Seoul, are committed to ensuring that at least 20% of participating tenants represent local Indonesian brands,” sambngnya.
The Meru Sanur turut mendukung penyelenggaraan kegiatan ini.
Dukungan ini sejalan dengan komitmen untuk memajukan pariwisata kesehatan dan kebugaran di Bali.
The Meru Sanur, sebagai bagian dari Luxury Collection dari InJourney – perusahaan milik negara di bawah Pemerintahan Indonesia – bercita-cita menjadi destinasi unggulan di Bali yang menginspirasi pengalaman budaya autentik dan kesejahteraan holistik dengan mendefinisikan ulang pengalaman perhotelan serta kebugaran untuk menciptakan sebuah tempat penyembuhan yang berakar pada tradisi Bali.
General Manager The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, The Heritage Collection, Ed Brea menyampaikan, sebagai resor luxury wellness yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan pertama di Indonesia “The Sanur”, kolaborasi seperti ini adalah langkah nyata dalam membangun ekosistem health & wellness yang berkelanjutan.
“Merupakan suatu kehormatan bagi kami menjadi sponsor utama acara Beautiverse. Kami melihat Beautiverse bukan hanya sebuah acara, namun sebuah gerakan yang menyatukan pelaku industri, praktisi, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat secara holistic baik secara fisik, mental, maupun spiritual.”
“Sejalan dengan komitmen dan nilai yang kami junjung berlandaskan filosofi Tri Hita Karana: keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas, baik dalam program wellness, pelayanan untuk tamu dan aktivasi untuk karyawan serta komunitas lokal. Kami berharap Bali dapat terus berkembang sebagai destinasi wellness kelas dunia, serta menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun pariwisata yang lebih sehat,” tambahnya. (bp/jk/ken)