Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Bendung Kasus Bunuh Diri, Cok Bagus Singgung Konsep Nyama Braya

PERAN ORANG DEWASA: Psikiater Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS yang bergiat di Suryani Institute for Mental Health Foundation mengatakan konsep budaya adiluhung yang diwariskan leluhur Bali, khususnya Tri Hita Karana dan Tat Twam Asi sejatinya merupakan salah satu benteng untuk mencegah kasus bunuh diri.

 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Ngulah pati alias bunuh diri yang berujung kematian tidak wajar siswa kelas 3 salah satu SMP di Denpasar berinisial SAER menjadi perhatian serius psikiater Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS yang bergiat di Suryani Institute for Mental Health Foundation.

KPU Kabupaten Gianyar KPU Kabupaten Gianyar

Cok Bagus- sapaan akrabnya mengatakan konsep budaya adiluhung yang diwariskan leluhur Bali, khususnya Tri Hita Karana dan Tat Twam Asi sejatinya merupakan salah satu benteng untuk mencegah peristiwa tragis ini kembali terjadi.

Lebih-lebih konsep menyama braya (bersaudara, red) yang memosisikan setiap warga masyarakat bersaudara satu sama lain sehingga bisa saling tolong-menolong saat tertimpa musibah, khususnya yang berkaitan dengan masalah ekonomi.

“Idealnya dengan budaya yang kita miliki sebenarnya bisa membendung. Konsep Tri Hita Karana, Tat Twam Asi, konsep menyama braya, dan konsep-konsep kebajikan lainnya apabila dilaksanakan dengan baik, maka remaja kita akan terlindungi dan tumbuh berkembang dengan wajar,” ujar Cok Bagus, Jumat, 3 Februari 2023.

Di tengah arus kencang perubahan zaman yang salah satunya ditandai dengan perkembangan teknologi informasi, jelas Cok Bagus konsep-konsep kebajikan khas masyarakat Bali ini menghadapi tantangan berat sehingga pendampingan orang dewasa, khususnya orang tua mutlak dilakukan.

“Kita sadari perubahan globalisasi, tekanan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, pemberitaan-pemberitaan yang tidak mendidik, informasi yang deras tanpa filter membuat konsep ideal memiliki tantangan yang berbeda. Sehingga saya hanya bisa berharap kepada mereka yang peduli, orang tua, guru, pemerintah untuk lebih peduli dengan nasib tunas2 bangsa kita. Mari kita rangkul dan berikan ruang penuh cinta kasih, rasa aman, sehingga bunuh diri tidak menjadi pilihan mereka,” tandas Cok Bagus.

Diberitakan sebelumnya, SAER, 14 tahun, siswa kelas 3 salah satu SMP di Denpasar menulis surat wasiat sebelum ditemukan gantung diri di kamarnya, Selasa, 1 Februari 2023.

Isi surat yang ditulis tangan itu intinya meminta orang tuanya untuk tidak marah atas keputusannya mengakhiri hidup di usia dini. SAER pun meminta jenazahnya untuk tidak diaben alias dibakar sesuai ritual agama Hindu.

Berikut pesan lengkap yang disampaikan almarhum SAER kepada orang tua kandungnya. 

“Kalau Mama nemu surat ini, kk minta maaf klo sllu buat marah. Kk gamau bkin mm mrh. Kk mau klo kk mati tolong jangan dibakar. Dikubur aja biar temen-temen kk bs datang jenguk,” tulis almarhum SAER lewat secarik kertas. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!